Pada suatu hari ada seekor rusa yang sangat haus. Dia turun dl sebuah anak sungai untuk pergi minum. Tiba di tebing anak sungai itu dia pun menunduk kepalanya hendak minum. Ternampak olehnya seekor siput melekat di seketul batu besar. Dia pun menegur, "Hai, kawanku siput, engkau ada di sini pula."
"Ya, saya ada di sini," kata Si Siput. Si Rusa melihat siput itu berjalan seperti orang sakit sebab dia menjalar perlahan-lahan. Si Rusa tertawa besar. Jadi Si Siput berkata, "Apa yang engkau ketawakan itu, kawanku Rusa?"
"Eh, tiada apa-apalah kawan, hanya cara engkau berjalan itu yang membuat saya ketawa, sebab kalau ada perang dan engkau berjalan begitu perlahan-lahan, engkau akan dikejar."
"Hai, janganlah mengusik saya pula, kawanku Rusa. Sungguhpun langkahmu panjang, tetapi belum tahu lagi," kata Si Siput.
"Eh, kawanku Siput, engkau ini beranilah," Si Rusa berkata. Dan dia ketawa lagi. "Apa macam kawanku Siput, kalau kita berlumba, mahukah engkau?" tanya Si Rusa. Dan dia ketawa lagi.
Tapi Si Siput kata, "Yalah. Walaupun saya begini lambat, apa salahnya mencuba, mana boleh tahu kalau belum cuba."
Jadi Si Rusa iri hati sebab dia nampak badannya besar, dan ia tunduk melihat kakinya panjang. "Nah," kata Si Rusa, "bila kita akan berlumba?"
"Baiklah. Kalau begitu," kata Si Siput, "enam hari dari sekarang, dan pada hari yang ketujuh kita berdumpa lagi." "Ya, boleh," jawab Si Rusa setuju. "Tapi di mana kita berlumba?" Lalu Si Siput mencadang, "Kita mulai berlari dari atas, tempat tinggal engkau, kita turun ke sini dan berlari lagi sampai ke bukit yang ketujuh. Apabila sampai di sana kita berhenti. Siapa di antara kita sampai dabulu di bukit yang ketujuh, dialah yang menang."
"Ya, boleh," kata Si Rusa. Jadi apabila perjanjian mereka sudah ditetapkan, maka mereka pun berpisah. Sesudah itu Si Siput pun pergi berunding dengan enam siput yang lain fasal pertarungan yang sudah dijanjikan dengan Si Rusa itu. Kata Si Siput kepada mereka, "Mulanya begini kawan, ada seekor rusa turun pergi minum air, tapi dia melihat saya berjalan menjalar sebab kita berjalan perlahan-lahan. Lalu dia sangat kuat ketawa sampai kami berjanji pada hari itu," jelas Si Siput. "Beginilah kita semua bersedia di sini pada hari yang ketujuh, dan apabila Si Rusa memanggil, 'Di mana engkau Siput?' sambutlah, 'Saya di sini.' Jadi dia berunding begitu dengan semua siput dari yang pertama sampai yang keenam. Kesemuanya tujuh ekor siput. Pada tiap-tiap bukit ada seekor siput yang sudah bersedia dahulu.
Apabila sampai hari yang ketujuh, mereka berjumpa di bukit yang sudah dijanjikan. Mereka pun berbaris. Kata Si Rusa, "Apabila saya mengira, 'Satu, dua, tiga,' kata saya, berlarilah." Kedua-duanya bersedia, dan Si Rusa mulai mengira, "Satu, dua, tiga", mereka pun meloncat lari. Si Rusa tidak berpaling muka sebab dia takut kalah.
Apabila dia sampai di bukit yang kedua Si Rusa memanggil Si Siput, "Di mana engkau Siput?" Siput yang sudah bersedia di sana menjawab, "Saya di sini." Apabila Si Rusa mendengar Si Siput ada di hadapanya, Si Rusa pun berlari lebih kencang. Apabila dia sudah sampai ke bukit yangketiga, keempat, kelima dan kini sudah dekat di bukit yang keenam, Si Rusa penat sekali, dia memanggil dan begitulah Si Siput masih di hadapannya.
"Wah," kata Si Rusa, "dia betul-betul laju." Apabila dia hampir sampai ke bukit yang ketujuh, masih jauh lagi, Si Rusa berseru, "Di mana engkau Siput?" Siput yang ketujuh itu menjawab, "Saya ada di sini," sebab dia ada di hadapan Si Rusa. Apa lagi, belumpun Si Rusa sampai di kaki bukit itu, dia pun jatuh pengsan.
Cerita Dongeng Kadazan Labuk-Kinabatangan,
Jabatan Muzium Sabah, 1979, m/s 22-23
Popular Posts
-
1. Dari mana datangnya cinta �� dari SMS turun ke hati �.. 2. Andai kau dapat melihat hatiku Andai saja kau dapat membaca fikiranku Be...
-
SELAMA - “Saya akan beraya bersama keluarga di Selama. Saya telah menceritakan segalanya sejarah hitam kepada kepada mak dan dia boleh terim...
-
Seorang wartawan lelaki telah di tugaskan membuat liputan dan siasatan mengenai aktiviti kelab gay di Bukit Bintang. Dia di kehendaki menyam...
-
Dengan alasan mahu mencari wang saku tambahan, segelintir pelajar sekolah dikesan berjinak-jinak dengan aktiviti penulisan cerpen lucah sel...
-
Akob begitu asyik menonton perlawanan bolasepak di depan kaca TV, tiba-tiba isterinya terus masuk, Isteri : "Bang, lampu di halaman d...
-
LEDANG: Sekumpulan empat perompak warga Indonesia boleh diumpama iblis berupa manusia apabila mereka bukan saja seronok melihat lima sekelua...
-
1) stadium yang tenang jangan disangka tiada mercun 2) piala liga super di negeri org, piala malaysia di negeri kita 3) dimana padang dipija...
-
Pencipta lagu puisi, Ku Cari Damai Abadi, Datuk Ibrahim Bachik menghembuskan nafasnya yang terakhir pada pukul 5.30 pagi ini selepas koma d...
-
Sebagai seorang doktor yang tugasnya menyelamatkan nyawa manusia,tentulah saya merasa bangga dengan profesion saya ini. Sememangnya inilah c...
0 comments:
Post a Comment